TUMPENG
PUNGKUR
Tanah
Jawa sarat akan tradisi, terutama simbol – simbol untuk di suatu acara. Salah
satunya yaitu Tumpeng Pungkur yang merupakan salah satu simbol yang ada dalam
setiap pemakaman di tanah Jawa. Tumpeng pungkur yaitu nasi yang berbentuk gunung
kemudian di belah menjadi dua dari pucuk sampai dasar kemudian diletakan pada
posisi bertolak belakang. Dalam Bahasa Jawa, bentuk tumpeng yaitu Ungkur-ungkuran
dalam arti kata yaitu saling membelakangi. Jika tumpeng
biasanya menandakan sukacita, namun tumpeng pungkur disajikan pada acara
pemakaman dan tumpeng jenis ini melambangkan perpisahan antara orang yang telah
meninggal dengan orang yang masih hidup. Orang yang sudah meninggal dipercayai
berada di dalam alam yang lain, sementara orang yang masih hidup tetap berada
di alam dunia.
Tumpeng pungkur dimaksudkan agar orang yang
mengadakan selamatan ( untuk orang meninggal) terbebas dari segala pengaruh
jahat atau sebagai tolak-bala, sehingga situasi keluaraga senantiasa damai
sejahtera. Tidak ada tumpeng kecil serta jajanan pasar., tetapi yang ada adalah
lauk-pauk sayuran, ketan kolak, serta apem. Tumpeng ini biasanya dibawa ke
makam bersamaan dengan keberangkatan Jenasah, kemudian isi tumpeng dibagi ke
orang – orang yang melayat ke makam setelah prosesi pemakaman selesai.
Demikianlah tradisi di Pulau Jawa yang
turun – temurun ada dan harus dilestarikan untuk generasi selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar