Jumat, 05 Desember 2014

TUMPENG LUPIS

Tumpeng


            Nasi berbentuk gunungan atau kerucut itu sarat akan makna, lebih-lebih makna spiritual. Gunung dalam banyak tradisi dan kepercayaan, termasuk Jawa, sering diidentikkan sebagai tempat yang maha tinggi/ tempat penguasa alam bertahta.
Dalam refleksi selanjutnya, bagi orang Jawa, gunung merupakan tempat yang sakral karena diyakini memiliki kaitan yang erat dengan langit dan surga. Bentuk tumpeng yang seperti gunung dalam tradisi Jawa memiliki makna mau menempatkan Tuhan pada posisi puncak, tertinggi, yang menguasai alam dan manusia. Bentuk ini juga mau menggambarkan bahwa Tuhan itu awal dan akhir, orang Jawa biasa menyebut-Nya dengan Sang Sangkan Paraning Dumadi artinya bahwa Tuhan adalah asal segala ciptaan dan tujuan akhir dari segala ciptaan. Tumpeng yang digunakan sebagai simbolisai dari sifat alam dan manusia yang berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada-Nya. Bentuk  tumpeng juga seperti tangan terkatup, sama seperti saat seseorang menyembah. Hal ini juga mau menggambarkan bahwa Tuhan patut disembah dan dimuliakan.
Bentuk menggunung nasi tumpeng juga dipercaya mengandung harapan agar hidup kita semakin naik dan beroleh kesejahteraan yang tinggi. Demikian pula dengan Tumpeng Lupis yang menggunakan sawut /yang berbentuk kerucut menyerupai gunung..




 Tumpeng Lupis biasanya dipakai untuk acara pernikahan, ulang tahun bahkan untuk acara - acara pembangunan rumah / gedung dan Tumpeng Lupis juga diartikan sebagai ucapan rasa syukur kepada Pencipta atas segala karunia dan rejeki yang diterima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar